“Boleh jelaskan mengapa Anda menyesal mencalonkan Jokowi untuk pilpres 2019?,” tanya wartawan MetrominiTV.
“Pak Jokowi itu tidak tahu berterima kasih,” ujar Novanto. “Padahal, saya menghadapi tentangan keras di internal Golkar ketika mencapreskan dia. Tapi, itu saya lawan.”
Barangkali Novanto merasa pencapresan Jokowi akan bisa meredam langkah KPK untuk mengusut keterlibatannya dalam skandal e-KTP. Rupanya dia salah menduga. Disangka Jokowi bisa intervensi.
“Bahkan,” ujar Novanto, “Pak Jokowi sama sekali tidak kontak saya setelah KPK menetapkan saya sebagai tersangka.”
Mungkin itulah sebabnya kemarin, ketika Presiden Jokowi menyampaikan pidato nota keuangan di depan sidang paripurna DPR, Setya Novanto membalasnya dengan cara tidak hadir. Paripuran dipimpin oleh wakilnya, Fadli Zon.
Kepada wartawan MetrominiTV, Novanto mengatakan alasan resmi tidak hadir di paripurna adalah karena kurang sehat.
“Sebenarnya yang sakit bukan fisik saya, tetapi hati saya,” kata Novanto.
Setelah tulisan ini saya terbitkan, saya dengar berita bahwa pihak MetrominiTV melaporkan kehilangan VCD wawancaranya dengan Novanto kepada pihak yang bersewenang-wenang. Saya kemudian langsung mengirimkan VCD itu lewat perusahaan kurir Titipan Petir ke kantor MetrominiTV.
Sumber: http://www.demokrasi.co