Israel resmi mencabut semua detektor logam yang dipasangnya di kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah langkah itu memicu kekerasan berdarah. Namun begitu, muslim tetap memboikot Israel karena curiga terhadap apa yang akan dilakukan Israel kemudian.
Mahmud Abbas Presiden Palestina menyatakan akan terus membekukan kerja sama dengan Israel kendati negara Yahudi itu mulai melunak.
Keputusan Israel itu diambil setelah menghadapi tekanan internasional yang berusaha mencegah meluasnya sengketa menyangkut kompleks Masjid Haram al-Sharif yang disebut Yahudi dengan Gunung Kuil itu.
Yordania pun siap ratakan israel jika masjid Al-Aqsa tak kunjung d buka bahkan turki serta rusia siap membantu palestina.
serta Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud melakukan intervensi secara pribadi dengan pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) untuk memastikan Israel membuka kembali Masjid al-Aqsa di Yerusalem.
Menurut sebuah laporan di yang dipublikasikan situs berita Elaph yang dikutip Selasa (18/7/2017), Raja Salman berbicara dengan pejabat tinggi AS yang meminta Israel membuka lagi masjid suci itu setelah ditutup dua hari sejak Jumat pekan lalu.
Pemerintah Israel sudah menyatakan akan menerapkan langkah lebih bijaksana dalam menjaga keamanan kompleks di mana Masjid Al-Aqsa dan Dome of the Rock itu berada.
Israel memasang detektor logam itu menyusul serangan maut 14 Juli lalu di dekat masjid itu yang menewaskan dua polisi Israel. Tapi langkah Israel mencabut detektor logam itu tidak menghentikan boikot warga Palestina.
"Yang kami inginkan dan yang kami tuntut adalah semuanya dikembalikan ke kondisi sebelum 14 Juli," kata Mohammed Hijazi yang datang dari Acre di Israel utara untuk bergabung dalam protes terhadap Israel. "Ketika itu terjadi kami siap memasuki kembali Masjid Al-Aqsa untuk menyembah Yang Maha Kuasa."
Sumber: http://kelanakota.suarasurabaya.net/news/2017/191238-Selasa,-Israel-Resmi-Cabut-Detektor-Logam-dari-Al-Aqsa